Thursday, 10 November 2011

BUKTI TERBELAHNYA BULAN (MUKZIZAT RASULULLAH)


http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/39042_1158421818049_1752889223_293704_3343633_n.jpg
Allah Azza wa Jala yang berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّنَ الْأَنبَاء مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).” (QS Al-Qamar 54] : 1-5)
http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/38704_1158445778648_1752889223_293716_3282352_n.jpg
- Riwayat Anas bin Malik radhiallahu anhu.
Imam Ahmad dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, ia berkata, “Penduduk Makkah pernah meminta kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam (mengenai) suatu tanda (kekhususan Allah) maka terbelah lah bulan di Makkah (yang terjadi) dua kali. Kemudian beliau membaca: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (HR Muslim).
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu anhu bahwa penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka tanda (kekuasaan) Allah. Lalu beliau memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua sehingga mereka melihat celah diantara kedua belahan itu.
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkannya dari hadits Yunus bin Muhammad al-Mu-addib dari Syaiban dari Qatadah.
- Riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, ia berkata, :”Bulan pernah terbelah menjadi dua pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam. Juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Bakr bin Mudharr dari Ja’far bin Rabi’ah dari Arak dengan lafazh sepertinnya.
- Riwayat Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu, ia berkata, :”Bulan pernah terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sehingga mereka melihatnya, maka beliau bersabda: ‘Saksikanlah!’” Dan demikianlah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Sufyan bin Uyainah.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan Abu Abdillah Al-Hafizh memberitahu kami dari Abduulah, ia berkata, “Bulan pernah terbelah di Makkah sehingga menjadi dua bagian lalu orang-orang kafir Quraisy dari kalangan penduduk Makkah berkata, “Ini adalah sihir yang dilakukan terhadap kalian oleh Ibnu Abu Kabsyah. Tunggulah para musafir, jika mereka melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu benar adanya, dan jika mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu merupakan sihir yang dilakukan terhadap kalian.” Abdullah melanjutkan, “Kemudian para musafir yang datang dari seluruh penjuru ditanya, maka mereka menajawab, ‘Kami melihatnya.’” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari hadits Al-Mughirah dan ada tambahannya, yaitu Allah Azza wa Jalla berfirman: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ (“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.”)
Peristiwa tentang terbelahnya bulan telah diriwayatkan oleh sejumlah sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, diantaranya adalah: Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas dan lain-lain. Calender Indian dan Cina telah mencatat peristiwa terbelahnya bulan tersebut. Namun, sebagian orang merasa ragu tentang hal ini dan menyatakan bahwa terbelahnya bulan itu terjadi pada hari kiamat nanti sebagaimana hal ini diriwayatkan oleh ‘Utsman bin ‘Atho’ dari ayahnya, dll. Namun, perkataan semacam ini adalah perkataan yang syadz (yang menyelisihi pendapat yang lebih kuat) dan pendapat ini tidak bisa menggantikan kesepakatan yang telah ada. Alasannya adalah kata ‘terbelah’ (pada ayat di atas) adalah kata kerja bentuk lampau (dan berarti sudah terjadi). Sedangkan menyatakan bahwa kata kerja lampau ini berarti akan datang membutuhkan dalil, namun hal ini tidak diperoleh. –Inilah perkataan Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir-. (Lihat tafsir surat Al Qomar ayat 1 di Zaadul Masiir, 5/449, Asy Syamilah)
Intinya, kita haruslah meyakini kejadian di atas dengan penuh keyakinan karena ini adalah kabar yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya.
http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/39770_1158446098656_1752889223_293717_51647_n.jpg
- Klaim gambar bukti bulan terbelah di internet
Sejak cukup lama, telah beredar melalui internet sebuah gambar permukaan bulan yang diklaim sebagai bukti pernah terbelahnya bulan sekaligus bukti ‘kebenaran’ ayat di atas. Gambar aslinya dapat dilihat pada situs Badan Antariksa Amerika (NASA).
http://antwrp.gsfc.nasa.gov/apod/ap021029.html
- Beberapa pendapat tentang bentukan alam di bulan tersebut:
1. Ilmuwan menyebutnya sebagai RILLE atau RIMA. Meskipun ada banyak spekulasi tentang asal muasal kejadiannya, tetapi pendapat terkuat menyatakan bahwa ia merupakan bekas kanal atau saluran lava yang keluar dari perut bulan di masa lampau. Khusus yang berbentuk lurus seperti Rille Ariadaeus ini, diduga merupakan patahan tanah yang turun di antara 2 sesar kerak bulan yang sejajar.
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/38783_1158447498691_1752889223_293719_760228_n.jpg
2. Rille mempunyai berbagai macam bentuk. Lurus dan panjang seperti gambar di atas adalah salah satunya. Sisanya ada yang seperti aliran sungai sebagaimana di bumi. Mereka ditemukan di hampir semua titik di permukaan bulan. Lihat:
http://www.lpi.usra.edu/resources/lunar_orbiter/bin/info.shtml?247
http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/40677_1158448178708_1752889223_293721_7658655_n.jpg
3. Rille tidaklah sepanjang yang diperkirakan. Meskipun ada yang mencapai ratusan kilometer ,tetapi tidak ditemukan Rille yang mengelilingi seluruh permukaan bulan. Jika bulan pernah terbelah dua dan Rille tersebut adalah bukti bekas belahannya, tentunya kita bisa harapkan bahwa Rille tersebut membentuk garis yang mengelilingi bulan.
http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/39627_1158448698721_1752889223_293722_4058033_n.jpg
Rille pada gambar di atas seolah membelah bulan karena sudut pengambilan gambarnya. Panjangnya hanya sekitar 300 km atau 1/36 dari 10.921 km keliling permukaan bulan.
4. Utk sinuous rilles memang (mungkin) bekas aliran lava,tapi utk linear rilles atau arkuata,sampai skrng masih blm diketahui bagaimana terbentuknya. Banyak teori terjadinya rilles arkuata & linear (berbentuk garis),tapi tdk mngkn (sampai kapanpun) ilmuwan mengemukakan teori bahwa bulan awalnya terbelah,lalu menyatu lagi, kecuali orang itu sudah gila (mereka lebih mudah untuk menjawab bahwa terbentuknya rilles trsbt tdk diketahui drpd mengatakan awalnya bulan terbelah lalu disatukan lagi, walaupun secara sederhana (mungkin untuk kasus apapun, bukan cuma bulan) sesuatu yang berbentuk retakan bisa diakibatkan oleh penyatuan 2 bagian benda atau lebih,tapi tdk melebur sempurna). Jadi mungkin terjadinya rilles tersebut akan sulit dijawab, kecuali dalam beberapa teori.
(http://www.al-habib.info/review/gambar-bukti-bulan-terbelah.htm#)
Wallahu a’lam.
http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/40578_1158446418664_1752889223_293718_1640914_n.jpg
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/39000_1158449018729_1752889223_293723_1062253_n.jpg
Berikut penjelasan dari Prof. Zaghlul Al-Neggar tentang mukzizat terbelahnya bulan dan kisah masuk islamnya seorang pendeta karena masalah ini.
Beberapa tahun yang lalu, saya memberikan kuliah pada Faculty of Medicine, Cardiff University, di Wales. Seorang Muslim bertanya kepadaku mengenai awal dari surat Al-Qamar, mengenai terbelahnya bulan, dan apakah hal tersebut dipandang sebagai salah satu tanda-tanda sains yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan apakah ada pembuktian ilmiah yang telah ditemukan untuk menjelaskan peristiwa ini.
Jawaban saya adalah bahwa peristiwa ini dipandang sebagai salah satu mukjizat yang paling nyata, yang terjadi untuk mendukung Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika beliau ditantang oleh kaum musyrikin dan kafir Quraisy, untuk menunjukkan kepada mereka untuk membuktikan bahwa beliau adalah Rasul Allah. Mukjizat terjadi sebagai suatu peristiwa yang tidak biasa yang mematahkan seluruh hukum-hukum alam yang biasa (terjadi). Oleh karena itu, sains konvensional tidak dapat menjelaskan bagaimana mukjizat itu terjadi, dan jika hal itu tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka kita tidak wajib memeprcayainya. Oleh karena itu, kita percaya bahwa peristiwa terbelahnya bulan terjadi persis seperti perkataan Allah Azza wa Jala yang berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّنَ الْأَنبَاء مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).” (QS Al-Qamar 54] : 1-5)
Ketika saya menyelesaikan perkataanku, seorang laki-laki British diantara para peserta bernama Dawud Musa Pidcock, pemimpin British Muslim Party, meminta kesempatan untuk menambahkan sesuatu terhadap jawabanku. Ia berkata, “Inilah ayat-ayat permulaan surat Al-Qamar yang membuatku memeluk agama Islam di akhir tahun 70an.” Hal ini terjadi ketika ia sedang melakukan penelitian yang luas dalam perbandingan agama, dan salah seorang Muslim memberikan kepadanya mushaf terjemahan Al-Qur’an. Ketika dia membuka mushaf tersebut untuk pertama kalinya, ia mendapati Surat Al-Qamar dan dia membacanya di awal Surat, dan tidak dapat mempercayai bahwa bulan telah terbagi menjadi dua bagian yang berbeda dan kemudian keduanya disatukan kembali, maka dia menutup terjemahan Al-Qur’an tersebut dan menyimpannya.
Pada tahun 1978, Mr. Pidcock atas kehendak Allah menonton sebuah program mengenai perjalanan luar angkasa, dimana penyiar Inggris yang terkenal, James Burke, menerima tiga orang ilmuan antariksa Amerka. Dalam perdebatan itu, penyiar mengkiritk pengeluaran NASA yang berlebih-lebihan (jutaan dolar) untuk proyek antariksa, sementara ada jutaan penduduk bumi yang menderita kelaparan, penyakit dan kebodohan. Jawaban dari ahli antariksa tersebut menegaskan bahwa karena perjalanan antariksa inilah yang memungkin pembangunan teknologi terpan dalam bidang diagnosa dan pengobatan penyakit, industri, pertanian dan banyak bidang lainnya. Dalam debat itu, mereka merujuk pada (peristiwa) pertama kalinya seorang manusia mendarat di permukaan bulan, dan bagaimana perjalanan tersebut menghabiskan dana lebih dari $100 juta dolar. Lebih lanjut ilmuwan tersebut mengatakan bahwa perjalanan ini telah membuktikan sebuah fakta sains, yang jika mereka menghabiskan waktu sebanyak yang telah mereka lakukan utnuk meyakinkan manusia mengenainya, tidak akan ada yang mempercayai mereka. Fakta ini adalah bahwa pada zaman dahulu bulan telah terbelah dan bersatu kembali, ada banyak petunjuk yang nyata di perbukaan bulan untuk membuktikannya.
Lebih lanjut Mr. Pidcock berkata, “Ketika saya mendengarnya, saya melompat dari kursiku, dan berkata bahwa ini adalah mukjizat yang terjadi seribu empat ratus tahun yang lalu untuk mendukung Muhammad (shallallahu alaihi wasallam), dan Al-Qur’an menerangkannya dengan terperinci. Setelah periode waktu yang lama dan di masa (perkembangan) sains dan teknologi, Allah menggunakan orang-orang (non Muslim) yang menghabiskan semua dana itu hanya untuk membuktikan bahwa mukjizat itu benar terjadi. Maka, saya berkata kepada dirku, ini pasti agama yang benar, dan saya kembali mengambil terjamahan Al-Qur’an tersebut dan membacanya dengan semangat. Ayat-ayat di awal Surat Al-Qamar inilah alasan dibalik masuknya saya ke dalam Islam.
Ini terjadi pada masa dimana sebagian Muslim mengklaim bahwa terpisahnya bulan belum terjadi, dan bahwa itu adalah salah satu dari tanda-tanda hari kiamat seperti yang disebutkan di pembukaan Surat tersebut (Telah dekat datangnya saat itu…). Mereka melupakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Sahl bin Sa’ad t dimana ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ هَكَذَا
“Jarak antara diutusnya kau dengan hari kiamat adalah seperti ini” Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Orang-orang yang menolak terjadinya peristiwa terbelahnya bulan itu, menggunakan dalil yang keliru untuk mendukung pendapat mereka, sebagaimana mereka menggunakan Surat Al-Isra:
وَمَا مَنَعَنَا أَن نُّرْسِلَ بِالآيَاتِ إِلاَّ أَن كَذَّبَ بِهَا الأَوَّلُونَ
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu.” (QS Al-Israa [17] : 59)
Ayat ini dijadikan sebagai dalil tidak pada tempatnya karena banyak tanda-tanda dan mukjizat yang jelas (nyata) yang terjadi di masa kehidupan Nabi e.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada penutup para Nabi shallallahu alaihi wasallam, yang baginya Allah menjadikan bulan terbelah menjadi dua bagian, sebagai kehormatan baginya dan untuk menaikkan derajatnya dan sebagai pendukung (bukti kebenaran-pent.) risalahnya (diatara kaumnya), dan meninggalkan kita dengan petunjuk yang nyata untuk menunjukkan bahwa peristiwa (terbelahnya bulan) itu benar-benar terjadi.
(Sumber: .)
http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/39791_1158449578743_1752889223_293724_7400668_n.jpg

HATI-HATI DENGAN JILBAB INI! (KHUSUS WANITA!!)

Inilah yang kami sedihkan pada kaum wanita saat ini. Zaman sudah semakin rusak. Perzinaan di mana-mana. Pornografi yang sudah semakin marak. Bahkan hal-hal porno semacam ini bukan hanya digandrungi oleh orang dewasa, namun juga anak-anak. Bahkan terakhir ini yang sudah membuat kami semakin geram, tidak sadar-sadarnya wanita dalam berpakaian. Saat ini sangat berbeda dengan beberapa tahun silam. Sekarang para wanita sudah banyak yang mulai membuka aurat. Bukan hanya kepala yang dibuka atau telapak kaki, yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi. Namun, sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan memakai celana atau rok setinggi betis. Ya Allah, kepada Engkaulah kami mengadu, melihat kondisi zaman yang semakin rusak ini.
Kami tidak tahu beberapa tahun mendatang, mungkin kondisinya akan semakin parah dan lebih parah dari saat ini. Mungkin beberapa tahun lagi, berpakaian ala barat yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin. Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah ini.
Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’
An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.
Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan,
“Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)
Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun,
“Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.
Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.
Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.
Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)
Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.
Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini???
Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakai pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?
Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!
Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya!
Berikut adalah contoh jilbab-jilbab yang keliru!
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/305844_1559515045129_1752889223_737302_1892616413_n.jpg
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/297935_1559515405138_1752889223_737304_1227131534_n.jpg
http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/320534_1559516085155_1752889223_737306_2101785347_n.jpg
http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/308705_1559516445164_1752889223_737307_467389613_n.jpg
http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/310602_1559517445189_1752889223_737311_1417365623_n.jpg
http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/319980_1559517805198_1752889223_737313_688266354_n.jpg
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/297484_1559518365212_1752889223_737316_1443332906_n.jpg
http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s720x720/310289_1559518885225_1752889223_737319_1651987389_n.jpg
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/316218_1559519325236_1752889223_737321_2137463683_n.jpg
http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/305770_1559519685245_1752889223_737323_134262051_n.jpg
http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/319977_1559520045254_1752889223_737325_1668533310_n.jpg
http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/300877_1559520245259_1752889223_737326_2018256761_n.jpg
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/313485_1559520605268_1752889223_737327_394626484_n.jpg
http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/317283_1559520765272_1752889223_737328_1477903219_n.jpg
http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/316736_1559520965277_1752889223_737329_2104345866_n.jpg
http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/299953_1559521165282_1752889223_737330_1732031934_n.jpg
http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/320882_1559521725296_1752889223_737332_1556491181_n.jpg
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/311381_1559521925301_1752889223_737333_846653134_n.jpg
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/313880_1559523285335_1752889223_737335_897389522_n.jpg
http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/310294_1559529125481_1752889223_737336_1975692409_n.jpg
http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/301008_1559529525491_1752889223_737337_289859820_n.jpg
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/304125_1559529685495_1752889223_737338_1062716205_n.jpg
http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/319906_1559530045504_1752889223_737339_938793304_n.jpg
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/317122_1559530365512_1752889223_737340_2021867087_n.jpg
http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/316607_1559530565517_1752889223_737341_882299618_n.jpg
http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/310337_1559530805523_1752889223_737342_579818610_n.jpg
http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/299375_1559531325536_1752889223_737343_1421245130_n.jpg
http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/319658_1559531885550_1752889223_737344_862382672_n.jpg
http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/308200_1559532245559_1752889223_737345_2048259160_n.jpg
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/301959_1559532645569_1752889223_737346_596651363_n.jpg
http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/317435_1559533005578_1752889223_737347_552644555_n.jpg
http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/301406_1559533445589_1752889223_737348_1633309869_n.jpg
http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/319550_1559533645594_1752889223_737349_633308796_n.jpg
http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/315566_1559533885600_1752889223_737350_87333652_n.jpg
http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/317745_1559534125606_1752889223_737351_765838610_n.jpg
Bonus:
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/303179_1559536005653_1752889223_737352_1466222110_n.jpg
http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/307467_1559536285660_1752889223_737353_1621210406_n.jpg
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/297466_1559536925676_1752889223_737354_723802110_n.jpg
http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/317761_1559537245684_1752889223_737355_908708191_n.jpg
http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/308573_1559537645694_1752889223_737356_438624356_n.jpg
http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/312707_1559537885700_1752889223_737357_204267294_n.jpg
SYARAT-SYARAT JILBAB SYAR’I:
1. Menutupi seluruh badan.
2. Tidak diberi hiasan-hiasan hingga mengundang pria untuk melihatnya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Katakanlah (ya Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluan mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak darinya. Hendaklah mereka meletakkan dan menjulurkan kerudung di atas kerah baju mereka (dada-dada mereka)…” (An-Nuur: 31)
3. Tebal tidak tipis.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan ada nanti di kalangan akhir umatku para wanita yang berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang…”
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“… laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu`jamush Shaghir dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 125)
Kata Ibnu Abdil Baar rahimahullah: “Yang dimaksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya (di atas) adalah para wanita yang mengenakan pakaian dari bahan yang tipis yang menerawangkan bentuk badan dan tidak menutupinya maka wanita seperti ini istilahnya saja mereka berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang.”
4. Lebar tidak sempit.
Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakaikan aku pakaian Qibthiyah yang tebal yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau maka aku memakaikan pakaian itu kepada istriku. Suatu ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Mengapa engkau tidak memakai pakaian Qibthiyah itu?” Aku menjawab: “Aku berikan kepada istriku.” Beliau berkata: “Perintahkan istrimu agar ia memakai kain penutup setelah memakai pakaian tersebut karena aku khawatir pakaian itu akan menggambarkan bentuk tubuhnya.” (Diriwayatkan oleh Adl-Dliya Al-Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan, kata Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Jilbab, hal. 131).
5. Tidak diberi wangi-wangian.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang agar mereka mencium wanginya maka wanita itu pezina.” (HR. An Nasai, Abu Daud dan lainnya, dengan isnad hasan kata Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 137).
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 141).
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak sabdanya memerintahkan kita untuk menyelisihi orang-orang kafir dan tidak menyerupai mereka baik dalam hal ibadah, hari raya/perayaan ataupun pakaian khas mereka.
8. Bukan merupakan pakaian untuk ketenaran,yakni pakaian yang dikenakan dengan tujuan agar terkenal di kalangan manusia, sama saja apakah pakaian itu mahal/mewah dengan maksud untuk menyombongkan diri di dunia atau pakaian yang jelek yang dikenakan dengan maksud untuk menampakkan kezuhudan dan riya.
Berkata Ibnul Atsir: Pakaian yang dikenakan itu masyhur di kalangan manusia karena warnanya berbeda dengan warna-warna pakaian mereka hingga manusia mengangkat pandangan ke arahnya jadilah orang tadi merasa bangga diri dan sombong. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang memakai pakaian untuk ketenaran di dunia maka Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan pada hari kiamat kemudian dinyalakan api padanya.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dengan isnad hasan kata Syaikh Albani dalam Jilbab, hal. 213).